SELAMAT DATANG DI BLOG SAR KABUPTEN GROBOGAN JAWA TENGAH INDONESIA

SELAMAT DATANG DI BLOG SEARCH AND RESCUE KABUPATEN GROBOGAN PROPINSI JAWA TENGAH INDONESIA

Rabu, 07 Desember 2011


PIKIRAN ADALAH PERMUKAAN HATI
JANGAN pernah berkata benci, kotor, atau berpikir busuk. Itu nasihat nenek saya. "Nanti, kalau ada setan lewat, bisa terjadi sungguhan," katanya. Saya cuma mesem, cenderung menyepelekan petuah itu. Maklum, di mata saya, orang sepuh itu suka berpikir aneh, termasuk yang tidak masuk akal.
Pokoknya, ucapan Nenek yang membawa nama setan, jin, dan malaikat saya ibaratkan angin lalu. Tak perlu digubris. "Ya, sudah, kalau tak percaya," katanya. Esoknya, petuah serupa diulang lagi, dan diulang lagi, walau sang cucu selalu menertawakannya.
Belakangan, "pelajaran" dari Nenek itu ada benarnya, walau tidak mutlak --karena menyertakan setan, jin, dan malaikat sebagai penyebab. Tampaknya, Nenek yang buta huruf dan tak mau memaksakan kehendak itu lebih memahami hidup. Memang, makin berakal seseorang, makin mudah ia memahami alasan orang lain.
Ternyata, pikiran manusia itu bisa "disetel" sesuai dengan daya kehendak. Mengumpat disertai kutukan bisa mewujud nyata jika dilakukan serius. Yang merampas daya itu adalah keraguan. Keraguan merampas keberanian, harapan, dan optimisme. Berpikir busuk, misalnya, bisa melecut ketidakserasian. Berpikir buruk itu hanya menyengsarakan diri. Membuat suasana jadi muram.
Pernah, suatu ketika, famili saya rekreasi ke Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah. Usai menghirup udara segar pegunungan, mereka kembali ke kota. Jalanan menurun. Tiba-tiba, di balik setir mobil terlintas pikiran negatifnya: "Belasan tahun saya membawa mobil tapi belum pernah merasakan rem blong!"
Belum sampai 10 menit otaknya berpikir rem blong, rem yang diinjaknya jebol sungguhan. Kendaraan meluncur deras. Syukurlah, dia tidak panik. Tahap demi tahap gigi persneling dipindahkan ke gigi kecil. Begitu terkendalikan, mobil dipinggirkan dan rem tangan ditarik. Ia menghela napas panjang.
"Kok, berhenti," tanya istrinya. ''Lha, wong remnya blong," katanya. ''Kok, tidak bilang-bilang?" tanyanya lagi. Tentu saja tak perlu dijawab. Sebab, jika fakta itu disampaikan, kepanikan dijamin akan menular ke seluruh penumpang. "Tuhan masih melindungi kita," ujar dia.
Sebaliknya, pikiran yang positif dapat menghasilkan sesuatu yang sangat mengagumkan. Ia dapat menguasai materi, objek, dan urusan. "Ia bahkan dapat bekerja dengan sangat mengagumkan, yang orang tak dapat menjelaskannya," tulis Hazrat Inayat Khan.
Pikiran dan perasaan manusia itu memiliki getaran kekuatan. Ketenangan dan kedamaian hati seorang pawang, misalnya, mampu menjinakkan singa liar. Pikiran singa itu "terpengaruh" oleh si pawang yang cinta damai. Begitu pula dalam arena adu gajah di India. Daya pikir ribuan penonton menghendaki agar hewan itu berkelahi. Keinginan itu direfleksikan pada hewan hingga menimbulkan kekuatan --sekaligus hasrat untuk berkelahi.
Ada pula penjinak ular yang bertugas "membujuk" binatang melata itu keluar dari sarangnya, tanpa musik. Pikiran penjinak yang direfleksikan pada ular itulah yang menarik ular keluar dari persembunyian. Ada orang yang mengusir lalat dengan merefleksikan pikirannya pada makhluk kecil tersebut. Kekuatan yang mempengaruhi pikiran serangga itu merupakan bukti adanya daya, bukan keistimewaan.
Ada pula kuda yang mampu memecahkan soal matematika rumit. Jawaban itu merupakan refleksi pikiran pelatihnya yang diproyeksikan pada pikiran kuda. Dalam proses mediumistik, suatu gagasan matematika diproyeksikan pada pikiran kuda. Daya proyeksi dapat ditingkatkan dengan peningkatan daya kehendak, pemikiran, atau perasaan. Inilah rahasia terbesar kehidupan.
Bila pikiran tak jelas, misalnya, terganggu atau terlalu aktif, maka pikiran tidak dapat mengantar refleksi secara utuh. Pikiran dapat diibaratkan danau. Jika angin bertiup dan air beriak, maka refleksinya menjadi tidak jelas. Sebaliknya, jika berair tenang, bisa merefleksikan dengan jelas.
Pikiran adalah permukaan hati, dan hati adalah kedalaman pikiran. Apa yang datang dari dalam menyentuh kedalaman, dan yang di permukaan hanya berada di permukaan. Maka, jangan heran jika dua jiwa yang berhati penuh kasih dan berperasaan halus bisa berkomunikasi melalui pikiran dan perasaan. Jarak bukan halangan.
Maka, si Binu yang lama tak bersua, misalnya, tiba-tiba menelepon atau muncul di depan mata hanya karena "terpikirkan" oleh teman karibnya. Kebetulan? Tidak! Di dunia ini tak ada sesuatu yang bersifat kebetulan. Seluruh perilaku pikiran mempengaruhi urusan hidup.
Daya pikir memang punya efek yang dahsyat. Pikiran yang panas membuat "api" di sekitarnya, hingga orang-orang di dekatnya terbakar oleh "api" tersebut. Sebaliknya, pikiran yang tenang dan damai memberi kesejukan pada orang-orang yang berada dalam ruang lingkupnya.
Tentu, semua refleksi ini bukan karena ada setan atau malaikat lewat. Di dunia ini, tiada suatu yang tanpa makna. Juga bukan kebetulan. Tidak sebutir atom pun yang terlepas dari liputan dan rencana Allah. Hanya karena kita tak memahami kehidupan di dunia ini, maka kita berada dalam kegelapan.
"Sesungguhnya, di antara ilmu itu ada yang laksana mutiara tersembunyi, ia tidak diketahui kecuali hanya oleh orang-orang yang mengenal Allah," kata Nabi Muhammad SAW. (disarikan dari Gatra-WY) 

(dikutip dari Motivasi.Net_YahooGroup/unitedcorevision.com)

10 CIRI ORANG YANG BERFIKIR POSITIF 

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.
  1. Melihat masalah sebagai tantangan
    Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
  2. Menikmati hidupnya
    Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
  3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
    Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
  4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
    'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
  5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
    Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
  6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
    Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
  7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
    Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
  8. Menggunakan bahasa positif
    Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
  9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
    Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.
  10. Peduli pada citra diri
    Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

Selasa, 06 Desember 2011

Evakuasi Desa Mrisi Kec.Tanggungharjo Slideshow Slideshow

Evakuasi Desa Mrisi Kec.Tanggungharjo Slideshow Slideshow: TripAdvisor™ TripWow ★ Evakuasi Desa Mrisi Kec.Tanggungharjo Slideshow Slideshow ★ to Taunan (near Solo). Stunning free travel slideshows on TripAdvisor

Materi Panjat Tebing

22APR
Sejarah Panjat Tebing di Indonesia
Perkembangan kegiatan panjat tebing di Indonesia adalah merupakan perwujudan nyata dari dinamika pemuda Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam organisasi-organisasi induk kegiatan pemanjat tebing dan pendaki gunung sesuai dengan jenis dan fungsinya dengan tujuan akhir mencapai cita-cita berlandaskan falsafah negara Pancasila.
Pemerintah sendiri selalu mendorong dan memberikan motivasi serta menciptakan iklim yang kondusif agar olah raga panjat tebing dapat berkembang dengan pesat, karena dengan demikian kita telah berupaya membina dan mengembangkan kegiatan olah raga pecinta alam agar dapat meluas dan merata ke seluruh tanah air. Diselenggarakannya kegiatan panjat tebing dengan menggunakan dinding buatan memungkinkan masyarakat luas di perkotaan dapat menikmati atraksi penampilan para pemanjat tebing, dengan demikian akan dapat memberikan dampak langsung dalam memperluas minat remaja kepada olah raga ini.
Olah raga panjat tebing ini dipelopori oleh Harry Suliztiarto, 1976 yang  mulai latihan memanjat di Citatah. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia. Pada 1977 Harry Suliztiarto, Heri Hermanu, Deddy Hikmat, dan Agus R. mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group. di 1980 Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing angkatan pertama. Wanadri menjadi tim Indonesia pertama yang berekspedisi ke Cartensz Pyramide. Mereka gagal mencapai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya dan Cartensz Timur. Sedangkan ekspedisi gabungan Mapala UI dan tim AS mendaki Puncak Trikora.
Teknik Panjat Tebing
Panjat tebing adalah menaiki atau memanjat tebing yang memanfaatkan celah atau benjolan yang dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan, dalam suatu pemanjatan untuk menambah ketinggian.
Berdasarkan teknik memanjat dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Free climbing, adalah pemajatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat berhenti menambat. Pemasangan pengaman tidak digunakan untuk pegangan atau pijakan untuk menambah tinggi.
  2. Artificial cimbing, adalah pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan jatuh, juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau pijakan.
Taktik pemanjatan
  1. Taktik Alpine, adalah pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan dan makanan dibawa terus.
  2. Taktik Himalayan, adalah pemanjatan dengan cara menghubungkan antara base camp melalui tali, perlengkapan dan makanan dikirim secara estafet dari camp ke camp.
Peralatan Panjat Tebing dan Fungsi
Tali
Fungsi utama dalam pemanjatan adalah sebagai pengaman apabila jatuh. Tali yang dipakai dalam panjat tebing terbuat dari nylon ( kern ) untuk menahan gerakan friksi juga sebagai penguatan digunakan pembungkus ( mantle ) sehingga tali ini bisa disebut ” kermnantle “. Dianjurkan jenis tali yang dipakai hendaknya telah diuji – coba oleh UIAA (Union Internationale Des Associations D’Alpinism) suatu badan yang menguji kekuatan peralatan pendakian. Ukuran kernmantle yang biasa dipakai adalah 8, 8 mm , 9 mm, 10 mm dengan penjang standar adalah 50 meter.
Tali ini memiliki sifat-sifat :
  1. Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi alas (pading). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.
  2. Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
  3. Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.
  4. Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki jatuh, misalnya)
Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan.
Sebelum dipakai untuk pemanjatan tali ini harus diurai terlebih dulu, untuk memeriksa keadaan tali. Caranya yaitu ditekan dengan ibu jari saat diulur..
Kermantle ada dua macam :
1. Tali Dinamik
Memiliki kelenturan bagus sehingga dapat berfungsi sebagai peredam kejut. Kelenturannya mencapai 5- 15 % dari berat maksimum yang diberikan. Biasanya memakai warna yang mencolok seperti merah, hijau dan ungu.
2. Tali Statik
Tidak memiliki kalenturan yang baik sehingga biasanya dipakai untuk menuruni tebing / rapelling atau ascending. Sifatnya kaku dan umumnya berwarna putih atau hijau.
Carabiner
Biasanya disebut cincin kait, terbuat dari logam alumunium alloy dan mempunyai ragam variasi bergantung pada desain pabriknya. Biasanya kekuatan carabiner tercantum pada alat tersebut.
Persyaratan yang harus dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan panjat tebing mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar 2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000 pounds.
Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy) ini sangat ringan dan cukup kuat, terutama yang bebentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja mempunyai kekuatan yang sangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relatif berat bila dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian.
Berikut ini adalah tabel daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan bobot. Bagian yang paling lemah dari carabiner adalah pin, carabiner bentuk D relatif lebih aman dibanding bentuk oval, karena terdapat cekungan yang memberi ruang bagi pin saat carabiner mendapat beban. Kelebihan dari carabiner bentuk oval adalah relatif mudah dikaitkan pada piton.
Ada dua jenis carabiner :
  1. Carabiner Screw gate ( menggunakan kunci pengaman )
  2. Carabiner Snapgate ( tidak berkunci )
Kekuatan carabiner terletak pada pen yang ada sehingga jika pen yang ada pada carabinber sudah longgar sebaiknya jangan dipakai.
Ascender
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari prusik, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. terbuat dari kerangka alumunium dan baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7 – 11 mm dan berkekuatan 1100 pounds. Dalam menggunakan ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada carabiner.
Descender
Alat ini digunakan turun tebing (abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungan lainnya adalah tubuh tidak tergesek tali, sehingga tidak terasa panas.
Beberapa jenis descendeur :
a. Figure of eight
b. Brake bar
c. Bobbin (petzl descendeur)
- single rope
- double rope
d. Modifikasi carabiner . Carabiner yang kita susun sedemikian rupa sehingga berfungsi semacam brake bar.
Chock and Friend
Chock adalah alat dalam pendakian tebing yang dimasukkan ke celah batu dengan jari tangan sehingga terjepit dan dapat menahan berat badan dari arah tertentu.
Chock mempunyai tiga bentuk :
a. Hexentric (berbentuk segi enam)
b.Stopper (berbentuk simetris)
c.Trieams (berbentuk paruh burung)
Karena keterbatasannya diciptakan alat pengapit yang disebut friend, yang bisa menyesuaikan bentuk dengan celah tebing.
Piton
Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang akan dipasang piton, kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan dan pukul dengan hammer. Salah besar kalau kita memilih piton dulu baru memilih rekahan pada tebing. Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang piton, adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh.
Adakalanya rekahan yang kita hadapi membutuhkan cara pemasangan yang berbeda dan atau perlu dimodifikasi dengan alat lain, sehingga perlu beberapa cara khusus dalam pemasangannya.
Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton dapat ditarik.
Pengaman pasak, macamnya antara lain :
  1. angle
  2. king ping
Webbing
Terbuat dari bahan nylon berguna sebagai sling, tali tubuh juga sebagai alat bantu penambatan.Webbing memiliki panjang standar 5 meter. Webbing memiliki bentuk seperti pita, dan ada dua macam.
Pertama lebar 25 mm dan berbentuk tubular, sering digunakan untuk :
  1. Harness (tali tubuh), swami belt, chest harness
  2. Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), tangga (etrier) atau untuk membawa peralatan.
Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasa digunakan untuk macam-macam body slings.
Sling
Biasanya terbuat dari webbing dengan fungsi :
  1. sebagai penghubung
  2. membuat natural poin dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing
  3. mengurangi gaya gesek ( yang menambah beban ) pada chock atau piton yang terpasang
Runners
Pengaman jalan, sling yang dikaitkan dengan carabiner untuk pengaman jalan penambatan.
Harness
Harness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh, Juga akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke tubuh dengan simpul bowline on a coil. Harness yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan tetapi sangat terasa gunanya bila pendaki dalam posisi istirahat.
Jenis – jenis harness :
a. Full body harness
Harness ini melilit di seluruh tubuh, relatif aman dan biasanya dilengkapi dengan sangkutan alat disekeliling pinggang. Sering dipakai di medan salju/es.
b. Seat harness
Harness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu mengganggu pendaki dalam bergerak. Seat harness dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan diapersling atau dengan menggunakan figure of eight sling.
Stirrup/Etrier
Tangga untuk membantu menambah ketinggian tanpa menjejakkan kaki pada tebing. Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada Atrificial Climbing, etrier menjadi sangat vital, sehingga tanpa alat ini seorang pendaki akan sulit sekali untuk menambah ketinggian.
Hammer
Palu untuk membantu menyisipkan piton pada celah, memaku bolt.
Bolt Hanger dan Resin Anchor
Bolt Hanger adalah pengaman tetap yang dipasang pada permukaan tebing yang telah dilubangi/dibor, diperkuat dengan baut tebing (bolt) sedang Resin Anchor dipasang pada permukaan tebing yang telah dilubangi dengan bor dan diperkuat dengan lem (resin glue)
Helm pengaman
ringan tapi keras.
Chalk Bag
Kantung magnesium.
Sepatu
Sepatu yang digunakan dalam pemanjatan ada dua jenis, yaitu :
  1. sepatu yang kejur ( kaku dan keras )
  2. sepatu yang lentur.
Klasifikasi Pengaman
  1. Pengaman emas               : pengaman yang berfungsi sangat baik digunakan untuk
tambatan dan beban jatuh
  1. Pengaman perak              : pengaman yang berfungsi kurang baik, biasanya
bisa terlepas jika dipakai jatuh.
  1. Pengaman perunggu        : pengaman yang berfungsi jelek dan pasti terlepas
jika terkena beban jatuh
  1. Pengaman pengunci         : pengaman yang berfungsi sangat baik, tidak
terlepas jika ditarik ke segala arah dan pasti
bersifat emas.
Simpul dan Jerat yang dipakai saat memanjat tebing
  1. Simpul
    1. Simpul delapan, biasanya digunakan oleh pemanjat yang posisinya dekat dengan tubuh pemanjat. Lubang pada simpul delapan adalah tidak boleh terlalu besar, maksimal hanya bisa masuk 2 atau 3 jari. Pada bagian ujung tali harus diberi simpul pengunci.
    2. Simpul pita, biasanya digunakan untuk menyambung tali yang pipih.
    3. Simpul nelayan ganda, digunakan untuk menyambung tali yang silinder.
    4. Simpul kupu-kupu, digunakan untuk pemanjat tengah.
    5. Jerat
      1. Jerat tambat (Italian hitch), digunakan untuk bilay dan refling.
      2. Jerat pangkal (clove hitc), digunakan untuk penambatan.
      3. Jerat geser (perusik hitch), perusik yang dijeratkan di tali utama.
Penambatan
Keselamatan adalah hal utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Demikian halnya dengan panjat tebing meskipun aktivitas ini merupakan petualangan, tetapi keselamatan tetap esensial.
Fungsi tali adalah pengaman bagi pemanjat dari resiko fatal yang diakibatkan apabila ia jatuh. Tali ini, menghubungkan antara pemanjat dengan belayer. Sebelum melakukan pemanjatan belayer harus mencari dan menambatkan dirinya pada anchor agar tidak terseret saat pemanjat jatuh. Namun sebenarnya faktor keselamatan dari pemanjat itu terletak pada kemampuannya untuk mencari pengaman sebagai tempat runner ( running belay ). Sehingga fungsi belayer adalah sebagai breaker laju jatuhnya pemanjat .
Pengaman ada dua jenis :
  1. Pengaman Alam ( natural anchor )
Pengaman yang disediakan oleh alam, macamnya :
1)      Tumbuhan
Bila tubuhan tersebut kuat dan akarnya menghujam ke dalam dinding tebing dan dalam pemasangannya diupayakan harus dekat dengan pangkalnya dengan dijerat pakai tali pita atau webbing.
2)      Batu sisip
Batu yang tersisip disela vertikal tebing.
3)      Batu tanduk.
Batu yang menonjol.
4)      Celah tembus.
Lubang yang menembus tebing.
  1. Pengaman buatan (artificial anchor)
1)      Pengaman sisip(chock).
Biasanya dipasang pada cacat batuan(berupa celah).
2)      Pengaman sisip pegas.
Dipasang pada celah yang menyempit, baik vertikal maupun horizontal.
3)      Pengaman pasak/piton.
Dipasang pada cacat batuan yang dangkal, sempit, berbentuk pipih untuk memudahkan pemakaian.
4)      Paku tebing/bolt
Pemakaiannya diborkan pada tebing, dipakai pada tebing yang ” blank “.
Pada prinsipnya melakukan penambatan harus seaman dan sepraktis mungkin sehingga pada saat memanjat tidak menjadi terganggu oleh penambatannya.
Prosedur Keamanan Pemanjatan Tebing
Sebelum pemajatan
Pemilihan jalur pemanjatan
Jalur dipilih berdasarkan data yang telah ada, baik melalui literature, informasi dari pemanjat lain, dan pengamatan langsung (orientasi jalur). Pengamatan langsung merupakan cara yang paling baik karena dapat mengetahui kondisi tebing yang sebenarnya. Dalam orientasi jalur ada beberapa hal penting yang sangat diperlukan dalam pemanjatan, antara lain:
  1. Memperkirakan ketinggian dan karakter tebing.
  2. Menentukan jenis alat pengaman yang akan digunakan.
  3. Menentukan titik awal pemanjatan
  4. Menentukan system dan teknik pemanjatan.
Mempersiapkan peralatan
Peralatan yang dibawa disesuikan dengan jalur yang akan dipanjat dan disusun secara sistematik melalu pemeriksaan terhadap peralatan yang akan digunakan, seperti:
  1. Pengunci buckle pada harness
  2. Simpul-sumpul, alat penambatan, sling webbing, carabiner.
  3. Kondisi jahitan pada harness atau peralatan lain yang menggunakan jahitan.
  4. Mengurai tali untuk mengetahui kondisi tali dan agar tidak kusut saat pemanjatan.
Memulai pemanjatan
Setelah semua peralatan siap, maka pemanjatan dapat dimulai apabila telah terjadi kesepakatan antara leader (pemajat utama) dan belayer (penambat).
Selama pemanjatan
  1. Selama pemanjatan berlangsung diusakan penambat selalu dapat melihat proses pemanjatan dan adanya komunikasi antara pemanjat dan penambat.
  2. Pemanjat utama hanya bisa menentukan jarak aman antara pengaman yang satu dengan pengaman yang lain sesuai dengan tingkat kesulitan.
  3. Untuk mengurangi gesekan (friksi) pada tali utama pemanjatan, panjangkan setiap pengaman yang terpasang dengan sling panjang (terutama pada jalur pemanjatan yang zig-zag).
  4. Hindari tempat tinggi ata terbuka saat hujan atau akan turun.
  5. Pada saat mencapai teras, maka leader harus mencari atau memasang dua pengaman.
  6. Untuk penambatan di teras ketinggian tubuh penambat harus dibawah pengaman emas dan selalu terhubung ke tubuh penambat.
  7. Selama pemanjatan berlangsung, jangan pernah melepas tali utama dari tubuh.
Sesudah pemanjatan
Setelah selesai melakukan pemanjatan, semua peralatan yang telah digunakan harus disusun rapi kembali sesuai dengan karakteristik alat. Jika terdapat cacat atau kerusakan pada perlengkapan pengaman harus diberi tanda atau diganti.
Aba-aba Internasional Belayer – Leader
Leader : ”On belay?” (saya akan memanjat, apakah belaying sudah siap?)
Belayer : ”Belay on” (saya sudah siap)
Leader : ”Climbing” (saya akan memanjat)
Belayer : “Climb on” (silahkan memanjat)
Leader : ”Slack” (kendurkan tali, saya tidak bisa bergerak karena tali terlalu kencang)
Belayer mengendurkan tali tanpa menyahut
Leader : ”pull” (tali terlalu kendur, mohon tali dikencangkan sedikit)
Belayer mengencangkan tali tanpa menyahut
Leader : ”Off belay” (saya dalam posisi baik, tidak perlu belaying)
Belayer : ”Belay off” (Belayer mencoba meyakinkan bahwa pemanjat betul – betul tidak lagi belaying)
Leader : ”Tension” (tahan tali dengan erat)
Belayer menggunakan tangan penahan untuk mengunci tali belaying
Leader : ”Falling” (saya jatuh, mohon tahan tali/dikunci)
Belayer dengan tangan penahan untuk mengunci tali belaying dan mengamankan pemanjat yang jatuh
Leader : ”Rock” (Awas ada benda keras yang jatuh, hati – hati)
Belayer : ”Rock” (Belayer meneriakkan kembali kata – kata leader menandakan dia sudah mengetahui)